Tuesday 17 June 2014

Analisa Usia RM Djonet Dipomenggolo



Rd Siti Rahmat (uyut Titi) ketika tahun 1973

Ray Gandamirah bin RM Harjodipomenggolo, wafat 5 Djuli 1908, pasir kuda, Bogor

Rd Candramenggala bin Adipati Surialaga, wafat 1857, makam pasir kuda, bogor, mertua Ray Gandamirah

Rd Tumenggung Suryamenggala bin Rd Candramenggala, wafat 1886, suami Ray Gandamirah, makam pasirkuda, Bogor.

Ray Gondomirah adalah cucu RM Djonet Dipomenggolo bin Pangeran Diponegoro, berarti beliau turunan ke 3 dari Pangeran Diponegoro, beliau menikah dengan Rd Tumenggung Suryamenggala wafat 1886, salah seorang turunan dari Pangeran Santri (buyut Syekh Dahtul Kahfi/Nurjati guru Pangeran Cakrabuana/Rara Santang, makam Gunung Sembung Cirebon) dari trah Adipati Suryadilaga. Pangeran Santri menyebarkan agama Islam di Sumedang Larang dan menurunkan raja raja Sumedang Larang. Ray Gondomirah wafat 5 Juli 1908 dimakamkan di belakang Mesjid Alhuda, Pasir Kuda/Gunung Batu, Bogor, beliau meninggalkan 9 orang putra-putri salah satu cucunya bernama Rd Ratna Kencana kelak dinikahi seorang pujangga besar/ nasional yaitu Marah Roesli (kakek Harry Roesli, seniman) sekitar tahun 1911.
Dari garis anaknya Ray Gondomirah + Tumenggung Suryamenggala lahirlah Rd Rajamirah, beliau merupakan putri bungsu dari 9 bersaudara, salah satu anak dari Rd Rajamirah, yaitu Rd Siti Rahmat sudah mempunyai anak yang dilahirkan tahun 1908 yaitu RH Abubakar Yogapranata, berarti di tahun pada saat Ray Gondomirah wafat, beliau sudah memiliki buyut/cicit.
 Mohon perhatikan silsilah urutan turunan Rd Siti Rahmat, dari trah RM Djonet Dipomenggolo di bawah ini :
RM Djonet Dipomenggolo -> RM Harjomenggolo -> Ray Gondomirah -> R Rajamirah -> R Siti Rahmat
R Siti Rahmat adalah keturunan RM Djonet Dipomenggolo yang ke 4, beliau wafat tahun 1977 di perkirakan minimal di usia 87 tahun (tapi menurut kesaksian anaknya yang bungsu R Enen Yogaprana /pada saat tulisan ini dibuat beliau masih ada, R Siti Rahmat wafat di usia 97 tahun) dan  dimakamkan di Pamoyanan, Bogor. R Siti Rahmat dinikahi R Husen (turunan gg Abesin, Bogor), R Husen adalah camat Ciririp, Purwakarta sekitar tahun 1930-an. Anak laki laki dari R Siti Rahmat + R Husen semuanya memakai kata 'pranata', seperti Yogapranata, Widyapranata, dst.
Kembali ke Rd Siti Rahmat, sebagai pertimbangan usia beliau wafat di usia 87 tahun, saya sertakan foto beliau di tahun 1973, terlihat dari gambaran wajahnya yang berada di usia 83-an (mungkin juga lebih), pertimbangan lain ialah anak beliau yang paling tua adalah RH Abubakar Yogapranata, wafat tahun 2000 di Bandung, dilahirkan pada tahun 1908, berarti tahun kelahiran RH Abubakar Yogapranata sama dengan wafatnya buyut beliau yaitu Ray Gondomirah.
Dengan taksiran minimal beliau wafat di usia 87, berarti R Siti Rahmat, dilahirkan pada sekitar tahun 1890, pada saat anak pertama lahir RH AB Yogapranata, beliau di usia 18 tahun, beliau masih mempunyai kakak tertua bernama R Yasin Winatadiredja, jika paling sedikit selisih usia antara keduanya 1 tahun, berarti R Yasin Winatadiredja lahir 1889.
R Siti Rahmat adalah cucu dari Ray Gondomirah + Tumenggung Suryamenggala, dari anak yang bungsu mereka bernama R Rajamirah yang dinikahi oleh R Kertadiredja. Jika diambil  asumsi secara umum pernikahan di minimal  di usia 17 tahun/ umur yang sama ketika Pangeran Diponegoro nikah, maka R Rajamirah dilahirkan di tahun kelahiran anak pertama R Winatadiredja tahun 1889 dikurangi  17 tahun = 1872, berarti R Rajamirah perkiraan lahir 1872, beliau merupakan  anak bungsu dari 9 bersaudara,  dengan asumsi minimal selisih setiap anak 15 bulan (bisa juga lebih) yaitu 15 bulan dikali 9 anak = 135 bulan, lalu 135 bulan / 12 = 11 tahun 3 bulan, tahun kelahiran  R Rajamirah 1872 dikurangi  11 tahun = 1861, berarti anak tertua dari pasangan Ray Gondomirah + Tumenggung Suryamenggala, yaitu RH Ibrahim dilahirkan pada tahun kira kira tahun 1861.
Kemudian jika asumsi Ray Gondomirah melahirkan anak pertama di usia 17 tahun, berarti tahun kelahiran anak pertama beliau yaitu RH Ibrahim 1861 - 17 = 1844, berarti tahun kelahiran Ray Gondomirah diperkirakan adalah tahun 1844, beliau adalah anak kedua dari RM Harjo Dipomenggolo, cucu RM Djonet Dipomenggolo. Kakak  tertua dari Ray Gondomirah bernama RM Brojomenggolo, jika diasumsikan lagi perbedaan usianya 1 tahun berarti diperkirakan RM Brojomenggolo dilahirkan pada tahun 1843.
Untuk menentukan tahun kelahiran ayah RM Brojomenggolo yaitu RM Harjo Dipomengggolo, diasumsikan tahun lahir anak pertama dikurangi 17 (jika nikah di usia 17 tahun), 1843 - 17 = 1826, artinya RM Harjo Dipomenggolo diperkirakan lahir tahun 1826, dan beliau masih mempunyai kakak tertua bernama RM Ngabehi Dipomenggolo, jika asumsi perbedaan 1 tahun, RM Ngabehi dilahirkan pada tahun 1825 saat pertama pecah perang Diponegoro.
Dan terkahir untuk menentukan usia RM Djonet Dipomenggolo dengan asumsi, tahun usia anak pertama dikurangi 17 tahun, 1825 - 17 = 1808, artinya RM Djonet diperkirakan lahir tahun 1808.
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan sbb :
1. Jika RM Ngabehi Dipomenggolo lahir tahun 1825, artinya pada saat Pangeran Diponegoro (ayah RM Djonet Dipomenggolo) ditangkap oleh Belanda tahun 1830, usia RM Djonet adalah 22 tahun.
2. Jika RM Ngabehi Dipomenggolo lahir tahun 1825, artinya beliau beserta adiknya RM Harjo Dipomenggolo dilahirkan di Jogyakarta atau Jawa Tengah.
3. Dengan asumsi RM Djonet sudah menikah beliau beserta istri dan keluarganya, ikut Pangeran Diponegoro dibawa ke Batavia sebelum di asingkan ke Sulawesi.
4. Karena sesuatu hal yang tidak diketahui RM Djonet meloloskan diri beserta keluarganya ketika sampai di Batavia atau ketika ayahnya yaitu Pangeran Diponegoro hendak diasingkan ke Sulawesi.
5. RM Djonet beserta keluarga (??) untuk sementara tinggal di wilayah Batavia hal ini diperkuat dari peresmian Mesjid Jami Matraman, oleh beliau bahkan RM Djonet sendiri yang menjadi imam shalat jum'at disana, adapun tokoh masyarakat setempat yang menjadi saksi saat itu adalah Haji Mursalin dan Bustanul Arifin, keduanya masih trah mataram jaman Sultan Agung. Tuhan memberikan umur panjang kepada Haji Mursalin karena beliau menjadi saksi pula ketika Mesjid Jami Matraman hendak dibongkar oleh Belanda sekitat tahun 1920.
6. Karena aktivitas RM Djonet sangat menonjol di wilayah Batavia, akhirnya keberadaan beliau diketahui oleh Belanda, dan berdasarkan daftar orang yang harus dibawa ke Sulawesi ketika Pangeran Diponegoro hendak diasingkan, memang ada orang yang hilang yang hilang.
7. Karena situasi Batavia sudah tidak memungkinkan untuk tinggal, dengan asumsi keamanan dimana saat itu Batavia adalah sentral kekuatan Belanda, RM Djonet mengasingkan diri  ke wilayah selatan yang lebih sepi, di  kaki Gunung Salak yaitu sekitar pasir kuda, jabaru, Cikaret,  Bogor,  yang pada saat itu masih jarang penghuninya karena Bogor setelah  diserang pasukan Banten+Cirebon tahun 1578, merupakan hutan belantara tak berpenghuni, sampai tahun 1700-an (lihat sejarah Bogor).

1 comment:

  1. Ayah dari Mbah Buyut saya (Rd. Soemarsono bin Rd. Jogodikarto, yg makamnya ada di Gg. Banteng Soeroso Desa Pasir Kuda Cibalagung Bogor) ) yg masih turunan PB III & PB IV adalah salah satu anggota pasukannya Pangeran Diponegoro, Sahabatnya Pangeran Djonet?

    ReplyDelete